Senin, 28 Januari 2008

Selamat Jalan Pak Harto

JAKARTA - Lubang berukuran 2,2 meter kali 1,2 meter dengan kedalaman dua meter di sebelah makam Ibu Tien Soeharto hari ini terisi. Liang lahat di Astana Giribangun itu akan ditempati jasad mantan Presiden Soeharto.Itu sesuai pesan Pak Soeharto yang menginginkan: bila dirinya meninggal dunia, agar dimakamkan di samping istrinya tercinta. Mereka ingin beristirahat abadi berdampingan di pemakaman keluarga yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah. Tanah leluhur pemimpin yang berkuasa selama 32 tahun itu. Jenazah Pak Harto yang disemayamkan di rumah duka Kompleks Cendana, Jakarta, diterbangkan ke Solo pukul 08.30 hari ini. Menurut rencana, pemakaman dilakukan sebelum pukul 11.00 dengan inspektur upacara Presiden Susilo bambang Yudhoyono.

Mengenai waktu pemakaman Pak Harto yang meninggal di usia 87 tahun itu menjadi pembahasan utama dalam rapat koordinasi panitia pemakaman di Solo. Ini karena ada wasiat dari mantan penguasa Orba ( Orde Baru )yang ingin dikebumikan sebelum pukul 11.00. Isi wasiat itu diungkapkan oleh Wali Kota Solo Joko Widodo. "Untuk menepati jadwal itu dicari rute terdekat. Dari Bandara Adisumarmo langsung ke Giribangun," jelas Joko. Rombongan yang mengantar jenazah Pak Harto sendiri akan diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusumah. Jasad Pak Harto akan dibawa dengan pesawat Hercules jenis C-130 nomor lambung A-1341. Sekitar lima puluh menit terbang, diperkirakan jasad tokoh kelahiran Jogja tersebut mendarat di Bandara Adisumarmo Solo. "Langsung menuju pemakaman Astana Giribangun dengan jalur darat karena keluarga meminta beliau dikubur sebelum waktu duhur tiba," ujar Komandan Pangkalan Udara Lanud Halim Perdanakusumah Marsekal Pertama Boy Syahril Qamar saat ditemui di sela-sela persiapan pemakaman kemarin (27/1).

Sebelum rombongan Pak Harto terbang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berangkat lebih dulu dari Halim pukul 06.30 dengan pesawat kepresidenan Boeing 737 DC-500. Kemarin sore pesawat-pesawat itu sudah dipersiapkan oleh prajurit khas TNI Angkatan Udara dan pasukan pengamanan presiden. "Wakil presiden juga akan berangkat dari Halim mendahului jenazah," katanya.

Secara rinci, TNI Angkatan Udara sudah menyiapkan lima Hercules milik Skuadron 17 Halim Perdanakusumah. Selain itu, ada dua pesawat carter Transwisata jenis Fokker 28 dan satu Fokker 100. Juga ada pesawat Pelita Air dua buah jenis Fokker 100, dan sebuah Fokker 28. Total ada 14 pesawat, termasuk pesawat presiden dan wapres, yang mengiringi jasad Pak Harto ke Solo.

Para keluarga akan dibawa dengan pesawat Hercules A-1325. Sedangkan Hercules A- 1317 khusus membawa karangan bunga dan barang-barang persiapan yang dibutuhkan untuk pemakaman. Sementara para perwira tinggi TNI dibawa dengan pesawat Hercules. "Panglima dan kepala staf akan menggunakan Fokker 28," katanya.

Bagaimana rombongan keluarga yang tidak terangkut? Menurut Boy, mereka akan menggunakan pesawat carter. "Nanti juga disiapkan Fokker tambahan. Pada prinsipnya kami bersiaga penuh," Ungkapnya. Dalam perjalanan jenazah Pak Harto akan dijaga satuan elite Kopassus (Komando Pasukan Khusus) Sat-81 Penanggulangan Teror. "Akan diusung oleh mereka, dan dikawal sampai Solo," ujar Komandan Jendral Kopassus Mayjen Sunarko kepada Reporter Buser News tadi malam. Sampai Solo, kata Sunarko, pengawalan digantikan oleh prajurit Kopassus Grup II yang bermarkas di Kartasura, Surakarta. "Tim pendahulu sudah berangkat tadi sore (kemarin) dari Grup B dan Grup C bersama Paspampres," katanya.

Pak Harto mempunyai sejarah dekat dengan pasukan elite TNI-AD itu. Saat operasi militer 1965 pasca G30S/PKI, Pak Harto mengandalkan Kopassus yang saat itu RPKAD. Pemimpin operasi lapangan adalah Kolonel Sarwo Eddy Wibowo, mertua Presiden SBY.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen mengatakan, tiga kepala staf masing-masing Kepala Staf TNI-AD Letjen Agustadi Sasongko Purnomo, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Sumardjono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Subandrio, serta Kapolri Jenderal Sutanto akan memegang bendera merah putih di atas peti Soeharto. "Bendera itu dibentangkan sampai peti diletakkan di liang lahat," katanya. Begitu juga saat Ibu Tien Soeharto dimakamkan pada 1996. Bahkan, saat itu KSAD, KSAL, dan KSAU mengusung peti jenazah almarhumah sampai ke liang lahat.


Persiapan Giribangun

Sejumlah persiapan digelar menyambut proses pemakaman itu. Bupati Karanganyar Rini Iriani saat ditemui di Giribangun kemarin (27/1) mengatakan, pihaknya telah melakukan persiapan menyambut prosesi pemakaman. "Seluruh jajaran pemerintahan telah kami koordinasikan untuk persiapan prosesi pemakaman," paparnya. Untuk kelancaran, jalan-jalan yang berpotensi longsor telah dilebarkan. Pemakaman berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.

Sejak kemarin sekitar pemakaman mulai disterilkan. Seluruh tamu tidak diperkenankan menuju lokasi dengan membawa kendaraan pribadi. Seluruh kendaraan dihentikan di lapangan Karangbangun, Kecamatan Matesih, Karanganyar, 2 kilometer dari lokasi pemakaman."Kecuali mobil dari keluarga dan presiden, seluruh kendaraan diberhentikan di lapangan Karangbangun. Untuk menuju lokasi akan disediakan 60 mobil penjemput," paparnya.

Kemarin warga sekitar makam mulai berdatangan di lokasi. Bahkan, beberapa di antaranya mulai naik ke kompleks pemakaman. Mereka mengaku mendapat perintah kepala desanya untuk membantu persiapan proses pemakaman. ( Rep- Akhmad Yulianto )

Polwiltabes Surabaya Kembali Menemukan Timbunan Kedelai 27,3 Ribu Ton

Sidoarjo - Polwiltabes Surabaya kembali menggrebek gudang yang diduga digunakan menimbun kedelai yang saat ini makin langka dan mahal.Gudang yang diduga sebagai tempat untuk menimbun bahan baku pembuat tempe, berada di PT Sumber Asia Jalan Raya Kletek No 196-197 Taman Sidoarjo.Tidak tanggung-tanggung, jumlah kedelai yang ditemukan di gudang tersebut dua kali lebih banyak yang ditemukan di Surabaya, tepatnya Jalan Dupak Rukun. Yakni 27,3 ribu ton. Jumlah kedelai sebanyak itu di simpan di 6 gudang.

"Kedelai asal Amerika itu diimpor oleh PT Gerbang Cahaya Utama (GCU) berkantor pusat di Jakarta," ujar Kapolwiltabes Surabaya, Kombes Pol Anang Iskandar kepada wartawan saat di lokasi, Senin (28/1/2008).Dia menambahkan, kedelai tersebut pada awalnya diimpor oleh GCU sebanyak 50 juta ton pada 23 November dan 3 Desember 2007 lalu. 27,3 ribu ton diletakkan di gudang yang ada di Sidoarjo. Sedangkan sisanya masih ada di Jalan Tanjung Batu Perak Surabaya.

Penggrebekan gudang ini dilakukan karena ada indikasi dari importir untuk memperlambat distribusi kedelai. Padahal kedelai saat ini langka dan mahal-mahalnya.
"Memang ada waktu 1 hingga 2 bulan untuk mendistribusikan kedelai ini," tambahnya.
Perlu diketahui, untuk pendistribusian kedelai diberikan dalam waktu selama 3 bulan saat menghabiskan jatah kedelai impor."Kedatangan kita ke gudang ini untuk mendesak atau mengontrol pendistribusian kedelai tersebut," tegasnya. ( Rep- Akhmad Yulianto )

AKP Budi Purnomo Di Pecat Dari Satuan Polresta Utara

Surabaya - Masih ingat kasus pemerasan dan memperkosa tersangka narkoba tahun 2006 silam. Ya..Saat itu Denpom TNI AD telah menangkap seorang anggota polisi dan menyerahkan kasusnya ke Polwiltabes Surabaya.

Rupanya kasus itu menimpa AKP Budi Purnomo, mantan Kasat Intel Polres Surabaya Utara. Kini, perwira dengan tanda 3 balok di pundaknya itu dipaksa melepaskan pangkatnya alias dipecat.

Perintah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) itu dibacakan� Wakapolwiltabes Surabaya, AKBP Nana Sudjana, di ruang kerjanya, Mapolwiltabes Surabaya, Jalan Sikatan, Senin (28/1/2008). Dalam keputusan itu, Budi tidak hadir."Tidak ada diskriminasi bagi polisi. Reward and Punishment tetap diterapkan," ujar Kapolwiltabes Surabaya, Kombespol Anang Iskandar, di ruang Kabag Bina Mitra.

Menurut Kapolwil, Budi dipecat dari kesatuannya berdasarkan pasal 15 Peraturan Kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi yang menyatakan, bahwa anggota Polri yang dipidanakan dengan hukuman minimal 3 bulan yang telah berkekuatan hukum tetap dapat direkomendasikan tidak layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri.

Kekuatan hukum itu juga diperkuat dengan pasal 11 Peraturan Presiden RI nomor 1 tahun 2003 yang menyatakan bahwa anggota Polri dapat di PTDH karena masalah tindak pidana.

Setelah ditangkap Denpom TNI AD pada 20 April 2006 di Hotel Hilton (kini Hotel Singgasana), Budi langsung divonis 10 bulan oleh Pengadilan Negeri Surabaya. Budi yang keberatan lantas mengajukan banding. Di tingkat banding, hukuman pria kelahiran Tuban itu malah di tambah menjadi 1 tahun 6 bulan. Ketetapan hukum tersebut makin menyudutkan Budi saat Kasasinya di tolak MA.

Dokumen PTDH itu sendiri sudah diajukan sejak 9 Mei 2006. Surat keputusannya sendiri baru turun pada 11 Desember 2007 dengan nomor polisi Skep/14/XII/2007 tentang PTDH.( Rep- Akhmad Yulianto )

Selasa, 22 Januari 2008

Polwiltabes Surabaya Tangkap Dua Pemakai Sabu-Sabu


Surabaya- Moh. Irsad (26) tahun, karyawan Pabrik Miras di jalan Demak ini dicokok polisi karena membawa sabu sabu seberat 0,5 gram. Irsad ditangkap Unit I Idik Satreskoba Polwiltabes Surabaya. Saat dicokok , Pria 26 tahun tersebut di tangkap di Wartel gg Dolly Surabaya kemarin (21/01/08) jam 22.15 malam tanpa ada perlawanan.
“ Tersangka sudah masuk TO ( Target Operasi ) kami,”Ungkap AKP Hartono pada Reporter Buser News. Dari hasil penyidikan tersangka, Polisi berhasil menangkap teman tersangka yang bernama Budi Santoso (36) tahun warga asem jajar Surabaya selaku pemasok barang haram tersebut.
Dari tangan tersangka Budi Santoso, Polisi berhasil mengamankan Barang bukti Sabu- Sabu sebanyak 2 Poket SS atau setara dengan 0,8 gram.Dari pengakuan Budi barang haram itu di peroleh dari Codet warga Surabaya.
Kasatreskoba Polwiltabes Plh AKP Totok S melalui Kanit Idik I Satreskoba Polwiltabes Surabaya AKP Hartono menjelaskan saat ini Polisi masin mengejar tersangka Codet yang menjadi DPO ( Daftar Pencarian Orang ) kami,mudah mudahan dalam waktu dekat codet bisa tertangkap. Kata Hartono.
Masih menurut AKP Hartono, M. Irsad akan kami jerat pasal 62 UU No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara,sedangkan Budi dijerat pasal 62 jo 60 ayat 34 dengan ancaman hukuman 15 Tahun penjara.Ungkapnya. ( Rep- Akhmad Yulianto )

Selasa, 08 Januari 2008

Polwiltabes Surabaya Sita Satu Kontainer Singer Palsu

Surabaya, Buser News
Polwiltabes Surabaya kembali mengungkap kasus pemalsuan. Kali ini adalah pemalsuan mesin jahit merek Singer yang berhasil diamankan saat akan di kirim ke Banjarmasin lewat pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Temuan 52 Mesin jahit merek Singer palsu yang diamankan polisi dari dalam sebuah kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Mesin jahit palsu tersebut akan dikirim lewat perusahaan ekspedisi yang beralamat di Jalan jakarta, Perak, Surabaya,Meski demikian, belum seorang pun yang akan kami tetapkan sebagai tersangka. kata Kanit Idik IV Polwiltabes Surabaya, Iptu Dandy Ario kemarin.
Pengungkapan ini, berawal dari laporan distributor Singer Indonesia, Saputra Yuwono ke Polwiltabes Surabaya. Kepada Polisi Yuwono mengaku sudah mengalami banyak kerugian gara-gara produk palsu tersebut. Bahkan menurut Yuwono, pemalsuan itu sebenrnya sudah ada sejak tahun 1995 silam, tapi pihaknya kesulitan membuktikan karena begitu Singer palsu itu jadi, barangnya segera dikirim keluar kota dan seluruh Indonesia.Kerugian yang dirasakan Yuwono, mencapai Rp 25 - 30 Milyar. Selain itu, brand dagang Singer menjadi jelek karena produk palsu itu kualitasnya rendah dibanding produk asli. Dan perbedaan antara Singer asli dan palsu antara lain Face plate pada Singer asli bermotif batik sedangkan yang palsu polos. Gambar dan logo Singer di badan mesin asli lebih halus dibanding pada Singer palsu yang sangat kasar. Gembokan pada Singer asli bentuknya agak bulat sedangkan pada Singer palsu flat (datar).Selain itu, Logo pada Singer asli di bawah mesin polos sedangkan pada Singer palsu terdapat tulisan Made In China. Logo Singer di luar badan mesin asli ber relief sedangkan pada Singer palsu polos. Sedang dari segi harga, Singer asli dibandrol dengan harga Rp 600 ribu sedang Singer palsu dihargai Rp 500 ribu.
Sementara itu Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Dedi Prasetyo menjelaskan " Otak Sindikat mesin jahit ini berinisial Lf, warga Sidoarjo yang diduga cukong singer palsu tersebut, dan sindikat Lf ini pernah digerebek oleh Polda metro jaya dan Polda Sumatra Utara tahun lalu tapi gagal, karena kerapian strategi operasi Lf, yang menyulitkan polisi untuk menangkap para komplotan Lf cs". masih menurut Dedi,Ketika kami gerbek di rumahnya di Sidoarjo, Lf telah kabur ke luar kota. " Kami masih memburunya. Doakan saja dalam waktu dekat tertangkap. Semua identitas dan tempat persembunyiannya telah kami ketahui," kata Dedi. ( BSN AY 05 )

Polwil Tangkap Home Industri Jamu Elegal

Surabaya, Buser News
Satuan Reskoba Polwiltabes Surabaya menggerebek sebuah rumah di jalan kapas Krampung 157 yang dipakai sebagai home industri jamu tanpa ijin, Jum’at(4/1). Dalam penggerebekan itu, petugas dari Unit Idik III Sat Reskoba menyita puluhan jenis bahan baku jamu dan menahan Chondro Mujiyono(57) bersama teman wanitanya, Eva alias Melani(31).dengan barang buktinya Sebanyak 3 drum, puluhan toples dan 7 mesin pres pembuatan kemasan jamu disita. Tak hanya itu, puluhan toples produk jadi dan setengah jadi berbentuk jamu kemasan, ratusan kapsul dan lotion anti nyamuk..
Kanit Idik III Sat Reskoba AKP Totok mengatakan, penggerebekan itu dilakukan saat menerima informasi tentang tempat pembuatan jamu tak berijin. Setelah dilakukan penyelidikan, petugas kemudian penggerebekan. “Kita ketahui dari contoh produk yang telah didapat dari salah satu warga disekitar home industri tersebut,” ungkap Totok. Setelah dilakukan pengecekan ijin ke Dinas Kesehatan dan BPOM, maka ternyata produk jamu tersebut belum pernah didaftarkan.
Saat itu juga, petugas langsung menggerebek rumah Chondro dan menyita barang bukti yang ditemukan petugas. Satu dari 7 mesin pres produksi label dan segel jamu diamankan ke Polwiltabes untuk barang bukti. “Kita bawa satu mesin saja, karena 6 mesin lain termasuk alat berat yang tak sanggup dibawa,”ujar Totok.
Sementara itu di Polwiltabes, Tersangka ( Chondro ) sebagai pemilik home indsutri membantah telah memproduksi dan menjual jamu buatannya. “Sudah mengajukan ijin sejak 3 bulan yang lalu, tapi belum keluar sampai sekarang. Saya belum menjualnya, bahkan sebagian akan saya buang,”ujarnya berkelit.
Berarti produk jamu itu gagal dan tak memenuhi standar kesehatan? Chondro hanya bisa bungkam dan mengatakan bahwa produk jamu tersebut belum didaftar di BPOM. “Rencananya akan saya daftarkan ke BPOM, tapi hingga saat ini masih uji coba produk saya,”ungkapnya. Chondro juga mengaku belajar membuat ramuan jamu tersebut sejak setahun lalu.
Barang bukti yang ditemukan petugas menunjukkan bahwa produk jamu tersebut telah banyak diproduksi. Dugaan kuat, produk jamu yang belum terdaftar di Balai POM tersebut telah diproduksi dan dijual ke pasaran. “Buktinya, label kemasan tersebut sudah dibuat dan bahkan ratusan diantaranya sudah terkemas siap jual,”ujar Kasat reskoba Polwiltabes Surabaya AKBP Abi Darrin.
Sementara itu, Eva alias Melani yang diduga sebagai pasangan tak sah Chondro hingga kini masih distatus sebagai saksi. “Saya belum tahu status kedua pasangan ini, apakah mereka suami istri atau kumpul kebo. Akan kita selidiki,”ungkap Abi. Dugaan sementara, pasangan ini merupakan pasangan kumpul kebo lantaran keduanya belum bisa menunjukkan surat resmi penikahan keduanya. dan tersangka ( Chondro ) akan dijerat UU nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan jo pasal 82 ayat 1 huruf c dan d tentang melakukan pekerjaan kefarmasian yang tidak sesuai standar, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. ( BSN AY 05 )

Sabtu, 05 Januari 2008

Konversi Mitan Bermasalah, Pemkot Diam Saja

Surabaya - Konversi minyak tanah (Mitan) ke kompor gas di beberapa kelurahan di Surabaya menuai masalah. Meski menuai masalah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak bisa menindak.Kelurahan yang bermasalah misalnya Kelurahan Jemur Wonosari dan Kecamatan Wonocolo. Masalah yang terjadi seperti pungutan sejumlah uang dengan dalih biaya pengganti pengiriman tabung gas sebesar 5.000 Rupiah.

Berdasarkan kesepakatan antara Pertamina dengan Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu, semua hal yang berkaitan dengan pendataan dan hingga pendistribusian kompor gas diserahkan ke Pertamina.

Sementara itu "Kami hanya memfasilitasi konversi ini. Kami tidak bisa menindak, kami hanya bisa mengimbau," kata Asisten I Sekkota BF Sutadi ketika dihubungi busernews.blogspot.com, Sabtu (5/1/2008) siang.Menurutnya beberapa imbauan telah dilakukan untuk menghindari penyimpangan ketika konversi mitan dilakukan. Lurah dan Camat terus melakukan imbauan pada RT/RW karena yang mendata dan yang berhubungan langsung dengan masyarakat adalah RT/RW.

"Lurah dan Camat tidak henti-henti memberikan imbauan agar RT/RW untuk memperketat pendataan. Agar tidak ada masalah," ucap pria yang baru usai menunaikan ibadah haji ini.
"Katanya gratis kok masih mbayar" kata salah satu warga,Imam kepada busernews.blogspot.com,Jumat(4/1/2008),pada saat menerima tabung gas dari Ketua RT

Dari hasil investigasi Reporter Busernews di lapangan, banyak sekali di temukan pungli yang di lakukan oleh seperangkat RT/RW dengan dalih untuk mengganti ongkos kirim dan bensin. ( Rep-Akhmad Yulianto )

Hujan Angin di Surabaya Tumbangkan Pohon dan Papan Reklame

Surabaya,Buser News - Hujan deras disertai angin kencang sempat membuat was-was warga Kota Surabaya. Sebab kencangnya angin membuat papan reklame bergoyang dan pepohonan bak menari.

Hujan angin yang menyerupai badai ini terjadi pukul 18.30 WIB dan hanya berlangsung sekitar 15 menit, Sabtu (5/1/2008). Kejadian itu juga membuat aliran listrik di sebagian Kota Pahlawan padam.

Pantauan Busernews.blogspot.com, papan reklame di sepanjang Jalan Basuki Rahmad, Panglima Sudirman,A.Yani maupun di Jalan Ambengan bergoyang diterpa kencangnya angin.dan juga pepohonan nyaris tumbang.

"Di sekitar Masjid Agung Gayungsari hujan anginnya kencang sekali. Aliran listrik juga padam," kata Teguh Wibisono, saat menghubungi Busernews.blogspot.com

Lebatnya hujan yang juga diselingin kilatan petir ini membuat jarak pandang pengguna jalan terbatas. "Saking lebatnya saya hanya bisa melihat 5 meter di depan," kata Ahmadi, warga siwalankerto yang terpaksa memilih berhenti di jalan Basuki Rahmat karena khawatir dirinya tertimpa pohon maupun reklame ambruk.

BMG Juanda menepis hujan angin ini sebagai badai. "Bukan badai. Hanya memang anginnya kencang hingga 40 Km/jam," kata Setyo Wibowo, prakirawan BMG Juanda kepada busernews.blogspot.com.

Hingga pukul 19:13 WIB, listrik di sebagian Surabaya masih padam begitupula hujan masih mengguyur meski sudah tidak selebat sebelumnya. ( Rep- Akhmad Yulianto )