Surabaya, Buser News
Polwiltabes Surabaya kembali mengungkap kasus pemalsuan. Kali ini adalah pemalsuan mesin jahit merek Singer yang berhasil diamankan saat akan di kirim ke Banjarmasin lewat pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Temuan 52 Mesin jahit merek Singer palsu yang diamankan polisi dari dalam sebuah kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Mesin jahit palsu tersebut akan dikirim lewat perusahaan ekspedisi yang beralamat di Jalan jakarta, Perak, Surabaya,Meski demikian, belum seorang pun yang akan kami tetapkan sebagai tersangka. kata Kanit Idik IV Polwiltabes Surabaya, Iptu Dandy Ario kemarin.
Pengungkapan ini, berawal dari laporan distributor Singer Indonesia, Saputra Yuwono ke Polwiltabes Surabaya. Kepada Polisi Yuwono mengaku sudah mengalami banyak kerugian gara-gara produk palsu tersebut. Bahkan menurut Yuwono, pemalsuan itu sebenrnya sudah ada sejak tahun 1995 silam, tapi pihaknya kesulitan membuktikan karena begitu Singer palsu itu jadi, barangnya segera dikirim keluar kota dan seluruh Indonesia.Kerugian yang dirasakan Yuwono, mencapai Rp 25 - 30 Milyar. Selain itu, brand dagang Singer menjadi jelek karena produk palsu itu kualitasnya rendah dibanding produk asli. Dan perbedaan antara Singer asli dan palsu antara lain Face plate pada Singer asli bermotif batik sedangkan yang palsu polos. Gambar dan logo Singer di badan mesin asli lebih halus dibanding pada Singer palsu yang sangat kasar. Gembokan pada Singer asli bentuknya agak bulat sedangkan pada Singer palsu flat (datar).Selain itu, Logo pada Singer asli di bawah mesin polos sedangkan pada Singer palsu terdapat tulisan Made In China. Logo Singer di luar badan mesin asli ber relief sedangkan pada Singer palsu polos. Sedang dari segi harga, Singer asli dibandrol dengan harga Rp 600 ribu sedang Singer palsu dihargai Rp 500 ribu.
Sementara itu Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Dedi Prasetyo menjelaskan " Otak Sindikat mesin jahit ini berinisial Lf, warga Sidoarjo yang diduga cukong singer palsu tersebut, dan sindikat Lf ini pernah digerebek oleh Polda metro jaya dan Polda Sumatra Utara tahun lalu tapi gagal, karena kerapian strategi operasi Lf, yang menyulitkan polisi untuk menangkap para komplotan Lf cs". masih menurut Dedi,Ketika kami gerbek di rumahnya di Sidoarjo, Lf telah kabur ke luar kota. " Kami masih memburunya. Doakan saja dalam waktu dekat tertangkap. Semua identitas dan tempat persembunyiannya telah kami ketahui," kata Dedi. ( BSN AY 05 )
Selasa, 08 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar