Tulungagung Buser News,
Perbuatan Kepala Sekolah (kasek) SDN Tanggulwelahan I sangat tak terpuji karena berani melakukan perbuatan pemalsuaan data calon pegawai negeri sipil (CPNS). Pemerintah Daerah seharusnya mengcrosscek ulang terkait dengan persyaratan pengrekrutan CPNS untuk guru SD tahun 2007 yang telah diselenggarakan pada beberapa bulan yang lalu, karena ditengarai ada beberapa sekolahan yang sengaja mengajukan calonnya dengan menggunakan data-data yang telah dipalsukan dan direkayasa oleh Kepala Sekolah. Hal ini terjadi di SD Tanggulwelahan I Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung. Prapti 30 tahun yang sehari-hari berjualan di rumah dan sama sekali tidak pernah ikut GTT (Guru tidak tetap) namun ketika ada pengrekrutan CPNS bulan lalu, yang bersangkutan telah diajukan sebagai calon CPNS, melalui SD Tanggulwelahan I dengan cara memalsukan data dan persyaratan. Demi lolosnya calon tersebut, dalam pemberkasannya Kepala Sekolah menerangkan bahwa Prapti telah mengikuti GTT di Sekolahannya sejak tahun 1996 padahal Prapti sama sekali tidak pernah ikut GTT seperti yang diterangkan oleh Kepala Sekolah. Mendengar kejadian tersebut, wartawan koran ini bertandang ke sekolah untuk konfirmasi.
Yatminah 50 tahun Kepala Sekolah SD Tanggulwelahan I dengan lugunya pada koran ini menjelaskan Prapti memang tidak pernah sama sekali ikut GTT seperti yang saya tulis pada persyaratan, juga diakui oleh Prapti bahwa itu kecerobohan saya, tapi saya tidak tahu kalau akan terjadi seperti ini. Dan Prapti mulai aktif baru Juli 2007 setelah lolos dalam penjaringan, tambah Yatminah Kepala SD Tanggulwelahan I. Namun demikian hal ini sudah diketahui oleh Dinas Pendidikan dan Bawasda Kabupaten Tulungagung. Karena saya juga pernah dipanggil berkaitan hal yang sama. Namun Yatminah pada koran ini tidak memberikan keterangan yang rinci terkait dengan pemanggilan tersebut. Yatminah juga menambahkan walaupun demikian, saya tidak pernah memungut uang sepersenpun dari calon, memang saya akui, ketika Prapti sowan kerumah saya pernah dibawakan beras dan gula hingga dua kali. Sementara tokoh masyarakat setempat yang tidak mau disebut namanya dia akan selalu mengawal proses ini dan jika perlu akan dilaporkan ke pihak yang berwajib tentang pemalsuan. Dan tidak kalah pentingnya kejadian ini akan diteruskan kepada Bupati Tulungagung.Hingga diterbitkan berita ini Kepala Dinas Pendidikan Maryoto Birowo dan Bawasda belum dapat dikonfirmasi karena tidak ada di tempat.( Ridwan-Rep )
Minggu, 18 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar