Sabtu, 22 Desember 2007

Penderita TBC di Jatim Meningkat 45 %

SURABAYA,Buser News - Jatim belum bisa lepas dari penyakit tuberkulosis (TBC). Bahkan, wilayah ini termasuk penderita TBC terbanyak di Indonesia, selain Jakarta dan Jateng. Hal tersebut sangat memprihatinkan karena penyakit itu bisa disembuhkan asal rajin berobat secara rutin selama enam bulan berturut-turut.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan, tahun ini diperkirakan ada peningkatan jumlah penderita TBC hampir 45 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada 2005, ada 812 penderita yang diobati. Setahun kemudian, jumlah penderita TBC yang berobat 1.859 orang. Nah, pada 2007 jumlahnya meningkat hingga menjadi sekitar 2.600 orang (hingga minggu pertama Desember).

Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Mereka mencoba mencari alternatif obat yang bisa mematikan kuman mycobacterium, penyebab TBC.

"Ternyata, bagian daun dan batang sambiloto cukup ampuh untuk membantu penyembuhan penyakit TBC," jelas Dr dra Aty Widyawaruyanti MSi Apt, salah seorang anggota tim peneliti.

Aty mengatakan telah meneliti khasiat sambiloto sejak 1992. Saat itu, dia fokus meneliti khasiat sambiloto untuk penyembuhan penyakit malaria. Kemudian pada 1993, Aty bekerja sama dengan FK meneliti manfaat tanaman yang rasanya pahit tersebut untuk penyakit TBC.

"Hasilnya cukup bagus. Sambiloto bertindak sebagai immuno stimulan (stimulan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, Red) yang mempercepat penyembuhan pasien TBC," paparnya. "Konsumsinya bisa bersamaan dengan obat anti-tuberkulosis. Hanya, harus ada jeda waktu konsumsi obat dengan sambiloto," tambahnya.

Saat ini, ekstrak sambiloto telah tersedia dalam bentuk serbuk, tanaman kering, hingga pil. Khusus sambiloto bentuk pil telah memenuhi syarat sebagai fitofarmaka (tanaman obat yang telah menjalani uji klinik). Aty juga menjelaskan cara mengonsumsi sambiloto berbentuk serbuk. "Ada perbedaan cara memasak dan mengonsumsi sambiloto bentuk serbuk dan tanaman kering. Ini yang harus dipahami masyarakat," katanya.

Prof dr Ni Made Mertaningsih MS SpMK, anggota tim peneliti lain, menambahkan, manfaat sambiloto itu akan disosialisasikan di puskesmas-puskesmas se-Surabaya. Sosialisasi pertama dilakukan di Puskesmas Tenggilis Selasa (18/12). Di puskesmas tersebut, para peneliti menjelaskan hasil penelitian sekaligus demo cara meracik sambiloto. "Masyarakat tertarik dengan sambiloto. Mereka tak menyangka bahwa tanaman obat ini bisa dimanfaatkan untuk penderita TBC," paparnya.( Rep- Akhmad Yulianto )

Tidak ada komentar: